Halo Pembaca,
Kalau wine membuatmu jujur, kopi akan membuatmu egois. Saya pernah diperingatkan agar menjauhkan ego, ketika mencari tahu seluk-beluk kopi.
Secara tidak sadar, ego itu merasuki pikiran. "Mas cuppernya siapa?" "Mungkin saya kenal" saya desak terus pertanyaan itu kepada Mas Yunan, dia sedang membina Petani dan prosesor kopi di Pagur, Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Dalam sebuah eksibisi kopi nusantara, Kopi asal Pagur ini menyita perhatian saya. Karena Pak Mahfus, sang petani, dengan sederhana bilang, kalau kopi yang ia tanam berjenis Ateng Super. Sesuatu yang saya tahu, Ateng Super adalah varietas yang dibudidayakan di Aceh Tengah.
Mas Yunan, dari Nuli Coffee, mungkin menyangka saya adalah coffee snob yang ingin mengajak berdebat. Tetapi, akhirnya pembicaraan kami cair saat Ukers berada di sela-sela obrolan.
Buku tua itu, baru dua pekan saya baca. Mas Yunan sempat bilang, ada British Journal yang mengutarakan bahwa kopi di Indonesia, bisa teridentifikasi lewat prasasti, tahun 800an. Dia berpesan baca sampai habis buku itu.
Kopi, membuatmu egois. Salah satu cara untuk meredamnya adalah dengan banyak membaca dan bertemu para pegiat kopi, yang mencurahkan hidupnya, untuk memuliakan biji kopi.
Saya langsung jatuh cinta dengan Arabica Pagur. Satu desa menanam dan mengolah kopi varietas Ateng super, lalu menggunakan proses full wash, yang artinya...kalau kata Mas Yunan, tidak ada intervensi glukosa dari buah/ cherrynya, yang ada malah sukrosa dalam proses fermentasi saat dikeringkan.
Hasilnya, kopi dengan light acid, asam segar sangat pekat terasa, asam lemon, dengan bias gula aren di pangkal lidah, wewangian manis dan floral mendominasi. Setidaknya lidah saya mengatakan demikian. This is the game to define which flavors good for you, lidah orang lain mungkin punya pengalaman yang berbeda.
Pekan ini seri Kopi & Yang Belum Selesai, sudah selesai. Sebuah penerbit ingin saya menulis tentang petualangan kopi yang pernah saya alami. Moga, berkenan.
Jadi, mungkin seri kopi lainnya akan tiba di meja anda, siapa tahu. See you. Oh iya, tinggalkan egomu jauh-jauh karena kopi mencoba untuk memahami anda. Cinta sebiji kopi, adalah cinta bumi untuk manusia.
Comments
Post a Comment