Pembicaraan antara manusia tak tahu diri dan Matahari. Manusia tak tahu diri: Kami saling berpandang dan menikmati momentum sekelebat. Neuron menerima sinyal di otak, mencoba menyimpulkan bahwa semburat tipis itu adalah hal terindah dalam hidupku. Aku kagum dengannya, dengan cara dia melihat Bumi dari kejauhan. Dengan begitu dia tidak menyiksa, toh dia hanya memberi sepercik hangatnya. Dia boleh saja menjadi milik semua orang, tetapi apakah dengan begitu aku bisa memilikinya juga? Tanpa sinarnya, tumbuh jamur di cangkir bekas kopi yang sudah ditinggalkan seminggu. Tahukah apa yang paling menyiksa? Tidak bisa tidur dan menanti kehadiran dirimu secepatnya. Agar aku bisa mencuci cangkir bekas kopi yang berjamur itu dan menyambutmu. Namun, sepertinya aku, bagimu, adalah jamur busuk yang tak pantas mendapat sinarmu. Apakah tidak pernah sedikitpun kau mengagumi diriku? Bahwa tanpa sinarmu, aku bisa bertumbuh. Tanpa keberadaanmu aku bisa menghentakkan listri...