Gravitasi tidak membuatku ke mana-mana.
Membuatmu berat, teramat berat. Bahkan kau tidak dapat melayang, terombang-ambing di angkasa.
Membuatmu bingung karena butuh gerak dan waktu agar tercipta sebuah momentum yang membuatmu berpikir dirimu bisa ke mana-mana.
Gravitasi membuatmu jatuh dan tidak dapat menerka langkah selanjutnya.
Tanpa gerak, kau hanya seonggok daging yang tak berdaya. Pasrah dengan gravitasi yang membuatmu tetap di satu titik. Tidak ada yang menolongmu selain dirimu.
Kau tahu itu kan?
Aku yang terobsesi dengan fisika mungkin saja baru sadar bahwa selama ini aku tertipu. Bahwa aku sendiri yang mampu membuat gravitasi berpihak kepadaku ketika aku mampu bergerak.
Bertolak dari tanah tempat berpijak, berpeluh dengan keringat sendiri, berdaya dengan segala energi yang aku punya.
Apakah akan melelahkan untuk bergerak begitu jauh dari titik pijakan pertama?
Sungguh berat rasanya. Seberat membawa beban badan ini. Namun lebih berat menerka gerakan apa yang bisa terjadi, tanpa sadar aku telah dikelabui gravitasi.
Aku memperhitungkan setiap gerak, agar dapat momentum yang tepat, begitupun dengan miliaran manusia di Bumi.
This gin so strong, and I can’t get enough. Sambil dengar Music when the lights go out dari the Libertines.
I think part of me deep down inside is dead.
Comments
Post a Comment