Skip to main content

Gravitasi


 



Gravitasi tidak membuatku ke mana-mana.



Membuatmu berat, teramat berat. Bahkan kau tidak dapat melayang, terombang-ambing di angkasa.


Membuatmu bingung karena butuh gerak dan waktu agar tercipta sebuah momentum yang membuatmu berpikir dirimu bisa ke mana-mana.


Gravitasi membuatmu jatuh dan tidak dapat menerka langkah selanjutnya. 


Tanpa gerak, kau hanya seonggok daging yang tak berdaya. Pasrah dengan gravitasi yang membuatmu tetap di satu titik. Tidak ada yang menolongmu selain dirimu.


Kau tahu itu kan?


Aku yang terobsesi dengan fisika mungkin saja baru sadar bahwa selama ini aku tertipu. Bahwa aku sendiri yang mampu membuat gravitasi berpihak kepadaku ketika aku mampu bergerak.


Bertolak dari tanah tempat berpijak, berpeluh dengan keringat sendiri, berdaya dengan segala energi yang aku punya.


Apakah akan melelahkan untuk bergerak begitu jauh dari titik pijakan pertama?



Sungguh berat rasanya. Seberat membawa beban badan ini. Namun lebih berat menerka gerakan apa yang bisa terjadi, tanpa sadar aku telah dikelabui gravitasi. 


Aku memperhitungkan setiap gerak, agar dapat momentum yang tepat, begitupun dengan miliaran manusia di Bumi.


This gin so strong, and I can’t get enough. Sambil dengar Music when the lights go out dari the Libertines. 


I think part of me deep down inside is dead. 

Comments

Popular posts from this blog

Jalan Raya Tertinggi di Indonesia 3600 MDPL (1)

Dua tahun lalu, pergi ke Papua itu sangat mahal, bahkan lebih mahal ketimbang berlibur ke Jepang. Kalau bukan karena penugasan dari rapat redaksional, saya tak mungkin bisa ke sana. Saat itu saya mengejar cerita tentang kematian misterius puluhan anak di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga. Saya masih ingat, penerbangan dari Jakarta, transit dahulu di Makassar, berlanjut menuju Manokwari, kemudian Jayapura, dan akhirnya tiba di Wamena. Bandaranya kala itu masih tradisional. Saya gambarkan seperti terminal bus era 90an. Tapi sekarang bandara yang baru sudah dibuka, setaraf dengan bandara-bandara di tempat saya dan tim, transit sebelum sampai Wamena. Pak Nico, driver kami menjemput dengan mobil yang memiliki spesifikasi tangguh di medan pegunungan. Kami mengisi bahan bakar dahulu. 20 liter bensin, seharga 2 juta rupiah. Saya dan kedua rekan langsung terkejut. Pegunungan di sekeliling menyembul, pamer keindahan. Saya tanyakan kepadanya, apakah dia bahagia tinggal d...

At the end of pandemic? A moment of new fresh air?

Ada di pertengahan film menuju klimaks atau ketika akhir di sebuah cerita ketika si tokoh utama memulai babak baru hidupnya. Dia berjalan dengan sangat meyakinkan meski tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.  Karena itu film dan dengan sengaja saya sering mencari momen new fresh air itu. Movies I watched did a great job to manipulate my inner child to find my own new fresh air moment. I did it everytime I have new project and finished, again and again, it was like a pattern of my work cycle.  A bit new fresh air isn't? Ketika Presiden Jokowi mengumumkan bahwa PPKM sudah dicabut, seharusnya menjadi momen 'a new fresh air' tapi bagi saya kok terasa hampa. Ada perasaan aneh ketika mengingat betapa pahit dan sekaligus manis kehidupan yang saya alami pada 2020 lalu.  Sepulang dari Taiwan pada Februari 2020 lalu, saya baru memahami bahwa pandemi global ini adalah kenyataan yang saya harus terima. Penyakit misterius yang belum ada obatnya dan seketika dunia menjadi sepi....

Jalan Raya Tertinggi di Indonesia 3600 MDPL (2)

Kalau dipikir, kemiringan jalannya sampai 60 derajat, saya sudah cemas, karena setelah tanjakan langsung tikungan, lalu turun curam dan berbelok di jalan yang mulai berlumpur. Apalagi yang bisa saya lakukan selain tertawa. Menertawakan hidup saya, yang jauh-jauh datang ke Papua hanya untuk menyetor nyawa. Saat itu, Trans Papua sedang dibangun. Cerita yang saya dengar, awalnya saat pembukaan jalur, TNI lah yang bergerak. Beberapa titik masih rawan. Kami sama-sama berdoa sambil bercanda di mobil. Wabah misterius itu merenggut puluhan nyawa anak-anak di Distrik Mbua. Media daring yang bagai kilat melaporkan 50an anak mati. Terlebih, saat itu sedang ramai pembicaraan tentang ebola. Persiapan kami menghadapi itu semua adalah: mengucap basmalah. Keselamatan memang jadi faktor utama. Kebutuhan logistik sudah tersedia, peralatan medis dasar juga sudah ada. Takdir membawa kami ke Distrik Mbua, untuk membukakan mata, siapapun yang ada di Jakarta. Saat mobil tiba di jalan keci...