Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2022

Pendosa dan malam seribu bulan

 Pendosa semacam diriku mana mungkin mendapatkan malam spesial itu yang konon hanya untuk orang suci tanpa dosa. Ya kalau dipikir lagi, setiap manusia yang lahir di dunia ini sudah punya dosa.  Eh tunggu, bayi kan tidak berdosa? Ketika dia bernafas, karbon yang ia hasilkan sudah mengotori Bumi meski perbandingannya hanya nol koma sekian embusan untuk Bumi. Dosa terhadap Bumi meski sulit untuk dihitung.  Adakah manusia yang tidak berdosa?  Jadi ya tidak ada orang yang benar-benar tidak berdosa.  Dosa lainnya adalah melakukan tindakan yang dilarang agama, yang juga sering manusia lakukan. Atau dosa karena polah manusia yang terlalu sakti mandraguna merasa lebih dari yang lainnya sehingga bikin sengsara orang banyak? Ada juga kan dosa seperti itu.  Tentu yang menimbang bukan manusia, tapi Tuhan. Saya pernah berpikir, otak kita terbatas untuk memikirkan bagaimana awal kehidupan ini dibentuk, sehingga Tuhan itu ‘eksis’.  Tangan kita memang bisa mengubah pas...

Mungkin nanti, bukan di realitas ini

Atau tempat dan waktu lain di dalam dimensi antah-berantah.  Aku tahu kau inginkan diriku, tapi maaf aku tak bisa.  Kita tidak bersua juga tak akan merugi. Simpan juga rindumu, atau mungkin enyahkanlah, karena itu tidak berguna, isi kepalaku sudah penuh, tak ada ruang untukmu. Maaf. Lewat apa yang terjadi, semua tidak akan pernah sama. Ya memang sebaiknya begitu bukan? 

Hidup dalam tiga fase

Saya berpikir hidup seseorang itu perkara kemarin, sekarang dan besok.  Selalu begitu.  Tiga penanda waktu yang dipisahkan rotasi Bumi. Atau mungkin…ditandai dengan tidurnya seseorang. Berulang hingga titik jenuh seseorang dalam berbagai perkara kehidupan. Dan dari pengulangan itu, saya menjadi orang yang benar-benar baru ketika terbagun dari tidur.  Momen bangun tidur pada 2022 jika dibandingkan dengan 2008 lalu jelas berbeda.  Kapal yang sama dengan rute yang sama tetapi penumpangnya berbeda.  Dan jika saya yang terbangun pada 2008 lalu berbicara dengan saya yang terbangun pada 2022, yang kemudian saya pertemukan, bertumbukan di kepala, dia akan bilang “You’re someone I want, you did a great job, you’ve walked in the right path.” Dan mungkin saya yang terbangun pada 2022 akan bilang, “Saya tidak menyangka bisa seperti ini.” Lalu di belakang muncul saya yang terbangun versi tahun-tahun sebelumnya. Bersorak, merayakan apa yang telah saya lalui selama ini. Mungki...

Serangkai bunga tanda cinta

Rekan sekantor saya tiba-tiba dikirimi bunga. Fansnya memang banyak karena dia pintar dan super dalam segala hal, suaranya kecil tapi keras, cara berjalannya lembut tapi gunung berkabut pun dia gapai, siapa saja pasti kagum dibuatnya.  Dia sih bilangnya: “Ini aku kirim sendiri bunga kepada diriku.” Seandainya pun dia benar mengirim bunga untuk dirinya sendiri, saya pikir itu adalah bentuk kecintaan terhadap dirinya. Suatu hal yang jarang sekali saya lihat. Seperti cerita ibu. Seorang pria tampan idola para gadis dan ibu muda di daerah itu, mendorong vespanya sampai ujung jalan demi ketemu ibu dan memberikan rangkaian bunga tanda cintanya terhadap ibuku. Sayangnya foto pernikahan mereka sudah dibakar setelah bercerai, tapi kisah manis itu masih membekas di hati ibu, bahwa bapak saya yang selama ini jauh sekali, punya sisi romantis yang jarang dimiliki pria tampan pada zamannya. Serangkai bunga tanda cinta, yang kemudian layu dan mengering jika didiamkan. Bukan berarti cintanya juga ...